Ketika Nabi Zakaria melihat karamah Maryam ini, beliau segera berdoa kepada Tuhannya di sana. Yakni di tempat itu beliau berdoa kepada Tuhannya. Beliau berusaha segera mengambil kesempatan ini setelah melihat karunia, kebaikan, dan rezeki yang turun kepada Maryam tanpa batas.
Beliau segera mencari karunia dan kemurahan dari Tuhannya Yang Maha Pemurah. Sehingga beliau berdoa kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik. Sungguh Engkau Maha Mendengar Doa.” (QS. Ali Imran: 38).
Makna “Anak keturunan yang baik” yakni baik dari sisi akhlak dan agamanya. Kata “Sungguh Engkau Maha Mendengar Doa” ini adalah bentuk tawasul kepada Allah ‘Azza wa Jalla (dengan menyebut asma dan sifat-Nya), bahwa Allah Maha Mendengar doa orang yang berdoa kepada-Nya.
Nama Allah “as-Sami`” apabila disebutkan setelah doa, maka yang dimaksud adalah “al-Mustajib” (Maha Pengabul Doa). Memanfaatkan kesempatan berdoa – wahai saudara-saudara! – adalah hal yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim. Hendaklah dia memanfaatkan waktu-waktu, tempat-tempat, dan keadaan-keadaan (yang baik untuk berdoa), karena terkadang dia mendapati dirinya – wahai saudara-saudara – semangat dalam berdoa, dan dalam hatinya ada antusiasme untuk berdoa; maka hendaklah dia memanfaatkan kesempatan ini untuk berdoa.
Apabila dia sedang berada di waktu luang atau tempat yang sepi, dia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berdoa kepada Tuhannya. Terdapat waktu-waktu dan tempat-tempat yang memungkinkan doa mudah dikabulkan.
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Sahl bin Sa’d, “Dua waktu yang doa tidak ditolak ketika itu: Doa setelah azan dan di bawah hujan.” Yakni ketika turun hujan. Momen apa yang menjadikan doa mudah dikabulkan saat hujan? Saat turunnya rahmat dari Allah ‘Azza wa Jalla. Hujan adalah rahmat dari Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga seorang Muslim hendaklah memanfaatkan turunnya rahmat Allah ‘Azza wa Jalla ini untuk berdoa kepada-Nya.
====
لَمَّا رَأَى هَذِهِ الْكَرَامَةَ زَكَرِيَّا دَعَا رَبَّهُ هُنَالِكَ يَعْنِي فِي ذَلِكَ الْمَكَانِ دَعَا رَبَّهُ حَاوَلَ أَنْ يَقْتَنِصَ هَذِهِ الْفُرْصَةَ لَمَّا رَأَى الْفَضْلَ وَالْخَيْرَ وَالرِّزْقَ يَنْزِلُ عَلَيْهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
تَعَرَّضَ لِهَذَا الْكَرَمِ وَالْجُودِ مِنَ الرَّبِّ الْكَرِيمِ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ فَدَعَا رَبَّهُ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً طَيِّبَةٌ فِي خُلُقِهَا وَأَخْلَاقِهَا وَدِينِهَا إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ هَذَا تَوَسُّلٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ لِكَوْنِهِ يَسْمَعُ دُعَاءَ مَنْ دَعَاهُ
اسْمُ السَّمِيعِ إِذَا جَاءَ بَعْدَ الدُّعَاءِ فَالْمُرَادُ بِهِ نَعَمْ الْمُسْتَجِيْبُ وَاغْتِنَامُ الْفُرَصِ فِي الدُّعَاءِ يَا إِخْوَانُ يَنْبَغِي أَنْ يَحْرِصَ عَلَيْهِ الْمُسْلِمُ وَيَغْتَنِمَ الْأَزْمِنَةَ وَالْأَمْكِنَةَ وَالْهَيْئَاتِ قَدْ يَجِدُ مِنْ نَفْسِهِ يَا إِخْوَانِي إِقْبَالًا عَلَى الدُّعَاءِ وَفِي قَلْبِهِ رَغْبَةً فِي الدُّعَاءِ فَلْيَغْتَنِمْ هَذِهِ الْفُرْصَةَ وَيَدْعُو
وَإِذَا كَانَ فِي زَمَانٍ فَاضٍ أَوْ مَكَانٍ فَاضٍ أَيْضًا يَسْتَفِيدُ مِنْهُ مِنْ هَذِهِ الْفُرْصَةِ وَيَدْعُو رَبَّهُ هُنَاكَ أَوْقَاتٌ وَأَمْكِنَةٌ مَظِنَّةُ الْإِجَابَةِ لِلدُّعَاءِ
وَقَدْ وَرَدَ عَنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِندَ النِّدَاءِ وَتَحْتَ الْمَطَرِ يَعْنِي عِنْدَ نُزُولِ الْمَطَرِ وَالْمُنَاسَبَةُ نُزُولِ الْمَطَرِ مَا هِيَ؟ نُزُولُ رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَالْمَطَرُ رَحْمَةٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيَغْتَنِمُ الْمُسْلِمُ نُزُولَ هَذِهِ الرَّحْمَةِ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَيَدْعُو رَبَّهُ
.